Tenggarong – Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Nurul Amin di Kecamatan Sanga sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur akan mendapatkan bantuan pembangunan ruang belajar baru dari pemerintah Kutai Kartanegara. Hal ini dibenarkan oleh Staf Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rahmat Darmawan saat dirinya memfasilitasi warga dengan pemerintah daerah dalam pembuatan proposal yang sampai kepada permohonan yang ditujukkan untuk Wakil Bupati Kukar.
Lokasi pembangunan ruang belajar TPQ Nurul Amin yang baru tersebut berada di RT 17 Kelurahan Sanga sanga Dalam, Kecamatan Sanga sanga.
Rahmat Darmawan menceritakan, awal mula pemberian bantuan bagi pembangunan TPQ Nurul Amin. Bantuan ini bermula dari rasa keprihatinan salah satu warga yang ingin membantu pembangunan TPQ di wilayah tempatnya tinggalnya.
Hanya saja, warga tersebut tidak memiliki uang untuk membangun ulang TPQ Nurul Amin. Ia hanya sanggup untuk mewakafkan tanahnya.
“Kami bertemu tahun lalu, berlanjut komunikasi ke dinas terkait agar surat bisa dihibahkan ke pemerintah dan pemerintah bisa mengalokasi anggaran,” ungkap Rahmat, Kamis (16/3/2023).
Sebagai fasilitator, ia pun mengaku telah lama menjalin komunikasi terkait pembangunan TPQ Nurul Amin dengan pihak RT dan wali murid.
Bantuan yang direalisasikan oleh Pemkab Kukar pun berupa bangunan ruang kelas TPQ yang baru, lengkap dengan atap dan lantai.
“Kalau untuk meja dan kursi masih menggunakan barang yang lama. Dan saat ini progresnya konsultan sudah turun melihat kondisi di lapangan,” jelas Rahmat.
Sementara itu, Guru TPQ Nurul Amin, Tatik Juliat Masari mengatakan, pembangunan TPQ Nurul Amin akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Bantuan yang diberikan pada tahap pertama pembangunan TPQ Nurul Amin ialah realisasi dana untuk pembangunan ruang kelas belajar berukuran 5×17 meter.
“Alhamdulillah pembangunan TPQ Nurul Amin bakal dibangun tahun ini menggunakan tanah yang diwakafkan oleh salah satu warga,” ucapnya.
Sebelum mendapat bantuan pembangunan, kondisi TPQ Nurul Amin hanya memiliki dua ruang belajar yang berukuran sangat minimalis.
Ruang belajar ini sudah tidak mampu lagi menampung siswa yang jumlahnya mencapai 50 santri. Hal ini dinilai sangat tidak efektif.
“Saya harap bantuan ini bisa terus berlanjut untuk memperhatikan binaan di Sanga sanga,” harapnya. (Adv)