Kaltim.press , Samarinda – Stadion Madya Sempaja resmi bernama Gelora Kadrie oening, hal ini dipastikan setelah Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor melakukan penandatanganan prasasti Gelora Kadrie Oening di Kompleks Stadion Madya Sempaja jalan Wahid Hasyim, Senin (30/5/2022).
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Agus Tianur, penandatanganan prasasti ini bukan pergantian nama dari Stadion Madya Sempaja ke Gelora Kadrie Oening. Namun, memang penamaan atas stadion tersebut.
Pasalnya, stadion umumnya digunakan merujuk kepada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan luar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang.
“Maka, sebenarnya ini bukan pergantian, tapi penamaan Stadion Madya menjadi Gelora Kadrie Oening. Penamaan ini bukan hal yang baru dan sebutan sebelumnya itu hanya tingkatan seperti stadion utama, stadion madya, stadion menengah dan lain-lain,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Gubernur Kaltim Isran Noor merasa pantas apabila nama mantan Wali Kota Samarinda periode 1967-1980 Kadrie Oening tersebut dapat diabaikan dalam bangunan atau infrastruktur di Kompleks Stadion Madya Sempaja.
“beliau sangat pantas diabadikan untuk bangunan atau pun infrastruktur seperti gelanggang olahraga ini. Jadi tidak perlu diragukan lagi,” jelas isran.
Penandatanganan prasasti ini kata Isran Noor, merupakan momen sejarah yang harus dicatat oleh semua pihak. Mengingat perjuangan Kadrie Oening dalam menata Kota Samarinda pada masa itu.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak. Ini sebuah momen sejarah yang harus dicatat, karena beliau sudah menata kota dan sekarang kita tinggal menikmati serta diteruskan wali kota selanjutnya,” terangnya.
Pria kelahiran Sangkulirang itu pun berpendapat bahwa Kadrie Oening juga dikenal sebagai pelaku sejarah peletakan dasar perubahan dan pembangunan Kota Samarinda.
Adapun sejumlah warisan sejarah dimasa Kadrie Oening di antaranya penataan Taman Hiburan Gelora menjadi Kompleks Pertokoan Citra Niaga.
Selain itu, Kadrie Oening juga berperan dalam penambahan luas Kota Samarinda, relokasi Sungai Selili, konseptor Stadion Segiri, merancang jembatan di Sungai Karang Mumus dan menggagas dibangunnya Stadion Madya Sempaja Samarinda.