Samarinda – Buntut kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta pada Jumat (3/3) lalu, menimbulkan ke khawatiran bagi masyarakat di daerah lain yang rumahnya bermukim diseputaran area depo, tak terkecuali Depo Pertamina Jl. Cendana, Kota Samarinda.
Seperti diketahui, wacana relokasi Depo Pertamina Jl. Cendana, Kelurahan Teluk Lerong Ulu bukan persoalan yang baru, persoalan sudah seringkali muncul selama beberapa waktu terakhir. Keberadaan Depo Pertamina tersebut sudah tidak memungkinkan lagi karena berada di wilayah pemukiman padat penduduk. Jarak antara pemukiman warga dengan Depo Pertamina tersebut sangat dekat sekali hanya dipisahkan oleh tembok pembatas saja.
Depo Pertamina merupakan area berbahaya yang disekelilingnya terdapat zat-zat yang mudah terbakar. Karenanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka diperlukan zona penyangga (Buffer Zone).
Buffer Zone merupakan bagian dari aspek Healthy, Safety, Security, and Environment (HSSE) atau kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sekitar wilayah tangki timbun yang rentan dengan resiko kebakaran.
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) cendana membutuhkan adanya zona aman yang lebih memadai karena jarak pemukiman warga dengan depot terlalu dekat.
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat yang ada disekitar Depo Pertamina tersebut. Belum lagi ditambah dengan kejadian yang baru saja terjadi meledak Depo Pertamina Plumpang yang menyebabkan korban jiwa. Dengan kejadian tersebut tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat yang ada disekitar Depo Pertamina cendana.
Menanggapi hal tersebut, Sekertaris Umum Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kaltim-Tara meminta kepada pihak terkait untuk segera merelokasi depot Pertamina yang ada di Jl. Cendana, karena sudah tidak strategis lagi depot Pertamina tersebut berada di pemukiman padat penduduk.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya relokasi depot Pertamina cendana harus segera dilakukan, walaupun merelokasi tempat tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun,” kata Ismail, melalui keterangan tertulisnya, Senin (06/03/2023).
Ditambahkannya, PKC PMII Kaltim-Tara meminta kepada pemkot dan pemprov serta pihak Pertamina untuk melakukan koordinasi membahas hal tersebut. Supaya persoalan relokasi depot Pertamina bisa segera terealisasi dan tidak hanya menjadi wacana usang semata.
“Sebagai bentuk keseriusan kami, untuk mengawal dan mengingatkan terkait persoalan tersebut, dalam waktu dekat kami akan melakukan aksi kepada instansi terkait mengenai persoalan depot pertamina cendana tersebut,” tegas Ismail.