Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan sejumlah data inflasi Kota Samarinda melalui rapat pembahasan teknis pengendalian inflasi, di gedung Balai Kota, Senin (6/3/2023).
Kepala BPS Samarinda Rosmawati mengatakan bahwa laju inflasi di Samarinda pada Februari 2023 tercatat sebesar 0,40 persen secara tahun kalender dan secara tahunan ke tahun tercatat 4,91 persen (years on years).
Angka itu disebutkan lebih rendah dibandingkan angka laju inflasi nasional yang mencapai 5,47 persen (years on years) dan 0,50 persen secara tahun kalender.
Dia mengatakan ada berbagai pemicu yang mempengaruhi laju inflasi di bulan Februari kemarin.
Di antaranya sebut dia, harga sewa rumah, sayur bayam, harga jual-beli kendaraan seperti sepeda motor dan mobil, harga rokok kretek hingga ikan nila dan susu bubuk yang mempengaruhi pergerakan harga komoditas di sepanjang Februari.
“Kendati demikian ada juga beberapa harga komoditi yang memberikan dampak deflasi bagi Samarinda seperti angkutan udara, ikan layang, jagung dan daging ayam karena minimnya permintaan,” tuturnya.
Rosmawati juga menambahkan, memasuki bulan Maret ini pemerintah daerah patut untuk waspada dalam menghadapi lonjakan permintaan yang tinggi dibeberapa komoditi karena menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri nanti. Seperti kebutuhan sandang dan juga transportasi .
“Kami juga telah mengamati ada beberapa komoditi di Samarinda yang harganya sudah mulai naik secara perlahan di bulan ini, seperti cabe merah dan rawit, bawang putih dan merah serta tahu dan tempe, begitu pun ikan mas harganya juga mulai naik, jadi perlu untuk diwaspadai bersama,” pesannya.
Sementara, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi yang memimpin langsung rapat siang itu menjelaskan, jika konsen Pemkot saat sekarang adalah terhadap kenaikan harga pangan. Oleh itu, pentingnya operasi pasar murah yang dilakukan instansi terkait untuk segera digelar jelang bulan puasa nanti.
saat sekarang adalah terhadap kenaikan harga pangan. Oleh itu, pentingnya operasi pasar murah yang dilakukan instansi terkait untuk segera digelar jelang bulan puasa nanti.
“Seperti mobil inflasi yang sudah berjalan di minggu pertama setiap bulan perlu untuk digencarkan. Begitu pun dengan operasi pasar pangan yang mulai berlangsung besok di kantor ketahanan pangan juga perlu digalakkan di 10 Kecamatan,” pungkasnya.
Ia juga menyambut baik, perkiraan panen cabai di lahan 10 hektare yang tersebar di Samarinda saat masuk bulan Ramadhan nanti. Sehingga langkah ini menurutnya sebagai strategi dalam menjaga ketersediaan dan harga cabai yang fluktuatif.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Carnavian melalui rapat pengendalian inflasi bersama kepala daerah Senin paginya mengatakan, laju inflasi nasional bulan Februari mengalami kenaikan jika dibanding bulan Januari.
“Boleh dibilang ini sebenarnya menjadi bad news bagi kita, karena inflasi nasional pada Februari kemarin tercatat diangka 5,47 persen, dan lebih tinggi dari bulan Januari yang berada diangka 5,28 persen,” ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut Tito pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih stabil berada pada angka 5,3 persen. Dan mendapat apresiasi dari kedubes Jerman dimana pertumbuhan ekonomi di negara tersebut hanya mencapai 0,1 persen saja. (Adv/Pemkot Smd)